Berikut adalah Ilustrasi atas keluhan masyarakat Kendal atas mahalnya produk Agrowisata Tirto Arum Baru, Kendal, padahal mereka telah merasa ikut membesarkannya dan dikenal seperti sekarang ini.
Adilkah suatu produk wisata mahal bagi warga yang berada di sekitar lokasi obyek wisata tersebut? Jawabannya, menurut saya adalah relatif.
Apakah yang menikmati wisata yang ada di Bali terbesar berasal dari lokal penduduk Bali? Kalau murah tentunya wisatawan lokalah yang banyak menikmati keindahan alam - budaya Bali di hotel berbintang dan cafe2, bukan wisatawan luar daerah Bali atau mancanegara. Bukan begitu?
Yang jelas kegiatan pariwisata di Bali menarik bagi wisatawan mancanegara menimbulkan mutiplayer effects bagi geliat kegiatan ekonomi masyarakat lokal Bali. Terbukanya lowongan kerja, atau menjadi pemasok kebutuhan akomodasi catering, cindera mata, rental kendaraan, hanyalah sebagian kecil dari peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan penduduk lokal dari keberadaan suatu obyek wisata.
Idealnya memang begitu, penduduk lokal dapat bersinergi - menjalin kemitraan dengan obyek wisata lebih hanya sekedar penikmat produk wisata itu sendiri. Di salah satu pihak obyek wisata membutuhkan tenaga kerja, bahan makanan dan iklim "hospitality" dari masyarakat lokal, di pihak lain masyarakat lokal perlu tambahan income untuk memperbaiki keadaan ekonominya.
Belum lagi dampak politisnya, bila obyek wisata itu lebih dikenal daripada daerah tempat obyek wisata berada. Seperti contohnya bagi TKI, ekspat, pelajar indonesia di luar negeri dll, lebih mudah untuk menerangkan kepada orang asing tentang Indonesia bagi mereka yang telah mengenal Bali sebelumnya.
Dengan kebijakan Otonomi Daerah, semua obyek wisata yang dimiliki PemDa maupun Swasta saling berlomba menarik uang dari luar daerah dan berharap menghasilkan multiplayer effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Seperti Jogja dan Solo yang berkembang ekonominya dengan keratonnya, atau Magelang dengan Borobudurnya.
Walaupun begitu, saya yakin masyarakat lokal bila terkoordinir dengan baik, pengelola obyek wisata akan memberikan harga khusus - pengecualian, bagi warga masyarakat dimana obyek wisata itu berada.