Rekor Muri & Strategi Marketing Wisata
Pencapaian tersebut bukan tanpa upaya. Usaha marketing sudah diupayakan sejak manajemen baru mengambil alih pengelolaan di tahun 1999. Yakni dengan menambah brand “Baru” terhadap Tirto Arum, mampu merubah image masyarakat bahwa Tirto Arum yang dulu sudah sama sekali berubah.
Di lahan yang hanya 3 ha, manajemen baru berusaha dapat mengoptimalkan setiap jengkal tanahnya produktif dan menghasilkan pendapatan. Berbeda dengan obyek wisata yang muncul dan langsung mencurahkan segala ide dan modalnya, Tirto Arum muncul dengan mencicil ide2nya dan mengakomodir perubahan market demand seiring perjalanan waktu.
"Mencicil ide dan Market Demand adalah sebuah strategi marketing". Bayangkan jika sebuah Fabrikan Mobil Toyota mengeluarkan model terakhir yang dapat bertahan 10 tahun. Awalnya memang penjualan meningkat, tapi kemudian mereka akan bosan dan berakibat penurunan penjualan. Lain halnya bila perubahan pada model dilakukan bertahap misalnya tahun 1 pada model lampu, tahun ke 2 pada dashboard, tahun ke tiga pada mesin dan seterusnya.
Maka tidak heran banyak kita temui obyek wisata yang ramai pada awalnya tapi sepi ditahun-tahun berikutnya karena wisatawan bosan tidak ada pembaharuan wahana permainan/ fasilitas baru. Di kasus ini pihak Pengelolapun tidak berinovasi karena sudah kehabisan ide dan napas (modal) akibat terlalu bersemangat.
1 komentar:
Mohon pengelola Tirto Arum membuat loket di setiap wahana permainannya seperti di tempat wisata lain yang pernah saya kunjungi.
Keberadaan loket ini sangat perlu sehingga para pengunjung tidak perlu berjalan jauh ke loket utama ketika berminat bermain pada salah satu wahana.
Lisna, Pedurungan
Posting Komentar